BAB 1
A. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma)
dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak,
contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat
yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan
sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan
untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi
beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
benda yang memiliki hubungan di antara mereka
B. Sistem Ekonomi & Sistem Politik
Sistem Ekonomi
Sistem
perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di
pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua
sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan
1
menggunakan
seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas
faktor-faktor
produksi
tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah
matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada
para buruh.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
Sistem
politik
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
2
Model
sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam
sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output).
Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang
harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik
yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi
rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah
kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
C.
Kapitalisme & Sosialisme
Kapitalisme
adalah suatu paham yang memberikan kebebasan kepada individu untuk berusaha dan
berkembang, dimana setiap individu untuk berusaha dan berkembang, dimana setiap
individu mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan usahanya, jadi
fungsi pemerintah sebagai pelengkap kebebasan individu tersebut.
Sosialisme
adalah suatu paham yang semua kegiatan ekonominya dicampur tangani oleh negara
dan tidak diakui hak milik pribadi, sehingga setiap individu tidak diberikan
kebebasan dalam berusaha.
Sistem ekonomi indonesia mengambil
dari sistem kapitalisme dan sistem sosialisme yang tidak semuanya diambil.
Sistem Kapitalisme jika ada kesalahan dalam praktek perdagangan yang tidak
sehat, maka persaingan bebas diganti menjadi persaingan tidak sempurna
(Oligopoli, Monopoli, dsb) karena kebijaksanaan moneter pemerintah yang kurang
besar, dan tetp mempertahankan hak-hak dan kebebasan azasi manusia (inti demokrasi
politik, dalam UUD ‘ 45 dan pancasila) dan sistem ekonomi indonesia menuju azas
desentralisasi dalam birokrasi pengambilan keputusan. Sistem Sosialisme adalah
lebih menekan koreksi terhadap ditribusi pendapatan dan kekayaaan yang tidak
merata, dan menekan pada keadilan masyarakat sehingga kelembagaanekonomi yang
ada isinya dapat berubah tergantung psikologi yang dipengaruhi olehperkembangan
dunia. Sehingga Sistem Ekonomi Indonesia, memberikan kebebasan kepada
individu untuk berusaha semaksimal mungkin dan hak-hak setiap individu tersebut
diakui oleh negara (kapitalisme) tetapi untuk sumber-sumber daya yang menguasai
hajat hidup orang banyak seperti listrik, air dikuasai oleh negara
(sosialisme).
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah mengalami perbaikan dengan cukup mendasar. mata uang Rupiah berada pada kondisi yang stabil dan kompetitif, inflasi semakin terkendali. cadangan devisa mencapai tingkat yang aman, defisit APBN berhasil terus ditekan, ekspor mulai meningkat dan begitu juga pada investasi. Dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dan para investor yang terus bergiat dalam menghadirkan produk dan jasa, yang selama ini telah menjadi tiang penyangga
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah mengalami perbaikan dengan cukup mendasar. mata uang Rupiah berada pada kondisi yang stabil dan kompetitif, inflasi semakin terkendali. cadangan devisa mencapai tingkat yang aman, defisit APBN berhasil terus ditekan, ekspor mulai meningkat dan begitu juga pada investasi. Dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dan para investor yang terus bergiat dalam menghadirkan produk dan jasa, yang selama ini telah menjadi tiang penyangga
3
perekonomian nasional pada masa-masa
sulit ini. negara-negara dan lembaga kreditor multilateral yang tergabung dalam
the Consultative Groupon Indonesia (GCI), yang memberikan bantuan program dan
proyek yang diperlukan untuk menutup defisit APBN yang semakin terkendali itu.
D.
Persaingan Terkendali
Dalam sistem ekonomi indonesia ada
persaingan tidak sempurna (Oligopoli,Monopoli,dsb) tetapi pemerintah kerena
pemerintah tetap mengendalikan ekonomi dalam negara.karena pemerintah
memberikan subsidi dan bantuan lainya kepada para pengusaha kecil dan menengah
agar dapat terus bersaing dengan pengusaha yang lain sehingga kesejahteraan
akan meningkat. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal mengatur dan
mengawasi jalannya perekonomian negara, dengan menciptakan berbagai
kebijakan-kebijakan.
4
BAB 2
A. Sejarah
Pra Kolonialisme
Sejarah Indonesia sebelum masuknya
kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang memiliki
karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku bangsa atau
bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang kita kenal
sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang saat ini
kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa yang
berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn Kmer
dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi mereka
akibat berkecamuknya perang antar suku.
Kedatangan mereka dalam rangka mendapatkan
wilayah baru, dan hal tersebut berarti mereka harus menaklukan suku bangsa lain
yang telah berdiam lebih dulu di Indonesia. Karena mereka memiliki tingkat
kebudayaan yang lebih tinggi berupa alat kerja dan perkakas produksi serta
perang yang lebih maju, maka upaya penaklukan berjalan dengan lancar. Selain
menguasai wilayah baru, mereka juga menjadikan suku bangsa yang dikalahkanya
sebagai budak. Pada perkembangannya, bangsa-bangsa lain yang lebih maju
peradabannya, datang ke Indonesia, mula-mula sebagai tempat persinggahan dalam
perjalanan dagang mereka, dan kemudian berkembang menjadi upaya yang lebih
terorganisasi untuk penguasaan wilayah, hasil bumi maupun jalur perdagangan.
Seperti misalnya kedatangan suku bangsa Dravida dari daratan India -yang sedang
mengalami puncak kejayaan masa perbudakan di negeri asalnya- , berhasil
mendirikan kekuasaan di beberapa tempat seperti Sumatra dan Kalimantan.
Mereka memperkenalkan pengorganisasian
kekuasaan dan politik secara lebih terpusat dalam bentuk berdirinya kerajaan
kerajaan Hindu dan Budha. Berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai
zaman keemasan dari masa kepemilikan budak di Nusantara yang puncaknya terjadi
pada periode kekuasaan kerajaan Majapahit. Seiring dengan perkembangan
perdagangan, maka juga terjadi emigrasi dari para saudagar dan pedagang dari
daratan Arab yang kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah
pesisir pantai untuk melakukan penguasaan atas bandar-bandar perdagangan.
Berdirinya kerajaan Islam telah mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke
daerah pedalaman, dan mulai memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian
yang lebih maju dari sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik
pertanian, menandai mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina
juga banyak berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan
seperti misalnya ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng
Hong yang mendarat di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi
orang-orang Jawa ke semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura
untuk bekerja sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan
perjalanan ke Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di
pulau Sangir Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena
letaknya yang sangat dekat secara geografis.
Dari catatan sejarah yang sangat ringkas
tersebut, maka kita dapat menemukan beberapa ciri dari gerakan migrasi awal
yang berlangsung di masa-masa tersebut. Pertama, wilayah
5
Nusantara menjadi tujuan migrasi besar-besaran
dari berbagai suku bangsa lain di luar wilayah
nusantara. Sekalipun pada saat itu belum
dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat migrasi yang bersifat
internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang berasal dari daerah yang
sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan terjadinya migrasi pertama-tama
adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk tinggal dan hidup, penguasaan
sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan realisasi hal tersebut
menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga,
proses migrasi tersebut ditandai dengan berlangsungnya perang dan penaklukan,
cara-cara yang paling vulgar dalam sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga
telah mendorong perkembangan sistem yang lebih maju dari masa sebelumnya
seperti pengenalan organisasi kekuasaan yang menjadi cikal bakal negara (state)
dan juga sistem pertanian
B. Sistem
Ekonomi Kapitalis Liberal
Sistem
ekonomi liberal kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset produktif dan
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba.
Sistem
perekonomian/tata ekonomi liberal kapitalis merupakan sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan
lain sebagainya.
Dalam
perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas.
C. Era Pendidikan Jepang
Jepang
merupakan salah satu negara termaju dalam berbagai bidang kehidupan: ekonomi,
teknologi, ilmu pengetahuan, sosial, politik, dll. Kemajuan-kemajuan ini tentu
berkaitan erat dengan kemajuan pendidikan
Pendidikan
di Jepang sebelum Restorasi Meiji pada awalnya berdasarkan sistem masyarakat
feodal, yaitu pendidikan untuk samurai, petani, tukang, pedagang, serta rakyat
jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di kuil dengan bimbingan para pendeta Budha
yang terkenal dengan sebutan Terakoya (sekolah kuil). Mirip dengan pesantren di
Indonesia. Setelah Restorasi Meiji pemerintah gencar menerbitkan dan
menerjemahkan berbagai macam buku serta mengirimkan pelajar ke berbagai negara
untuk mendalami berbagai bidang ilmu. Usaha ini akhirnya membuahkan hasil yang
cukup memuaskan bagi negara tersebut.
6
Dalam
hal pendidikan Jepang sangat maju, terbukti tingkat melek huruf mencapai: 99,8%
(1990), 100,0% (2000), pendidikan wajib di jepang selama 9 tahun (Dari umur 6
ke 15 tahun), dan jumlah pelajar sekolah menengah yang maju ke pendidikan
tinggi kira-kira 96%.
Dalam usaha meningkatkan minat baca, masyarakat Jepang mengkomikkan bahan ajar, dari pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika sampai ilmu filsafat. Pendekatan visualisasi dengan komik biasanya digunakan untuk menarik minat baca kaum muda dan mempermudah pembaca dalam memahami materi yang akan disampaikan. Dari situ budaya baca masyarakat tumbuh, dan di Jepang kita akan dengan mudah menemukan pembaca-pembaca buku dari berbagai usia di setiap lorong-lorong densha (kereta listrik), bus ataupun kursi tunggu di eki (stasiun densha).
Dalam usaha meningkatkan minat baca, masyarakat Jepang mengkomikkan bahan ajar, dari pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika sampai ilmu filsafat. Pendekatan visualisasi dengan komik biasanya digunakan untuk menarik minat baca kaum muda dan mempermudah pembaca dalam memahami materi yang akan disampaikan. Dari situ budaya baca masyarakat tumbuh, dan di Jepang kita akan dengan mudah menemukan pembaca-pembaca buku dari berbagai usia di setiap lorong-lorong densha (kereta listrik), bus ataupun kursi tunggu di eki (stasiun densha).
Adapun
sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip: Legalisme,
administrasi yang demokratis, netralitas, penyesuaian dan penetapan kondisi
pendidikan, dan desentralisasi. Dan Pendidikannya memiiliki beberapa tujuan
yang hendak dicapai di antaranya ialah: mengembangkan kepribadian secara penuh
dengan, berupaya keras membangun manusia yang sehat pikiran dan badan, yang
mencintai kebenaran dan keadilan, menghormati perseorangan, menghargai kerja,
mempunyai rasa tanggungjawab yang dalam, dan memiliki semangat independen
sebagai pembangun negara dan masyarakat yang damai.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama. Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama. Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Pada
umumnya metode pengajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah
kombinasi dari: penjelasan dari dan tanya jawab dengan guru, diskusi antar
murid, dan eksplorasi oleh murid sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran.
Di awal biasanya guru memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid
melakukan diskusi sesama mereka dan atau mengeksplorasi menggunakan alat
pembelajaran seperti multimedia, laboratorium, dll. sesuai dengan mata
pelajaran dan kebutuhan. Hasil diskusi dan atau eksplorasi tersebut lalu
dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru.
Di
samping hal di atas, pengaruh pendidikan terhadap anak dan masyarakat telah
membuat pendidikan Jepang mempunyai potensi yang luar biasa dalam berbagai hal.
Misalnya, (1) Minat masyarakat yang besar sekali pada pendidikan; (2) prestasi
kognitif dan motivasi siswa relatif setaraf; (3) prestasi kognitif siswa
rata-rata tinggi; (4) munculnya pelajaran ide egalitarianisme; (5) perubahan
sosial yang egalitarian; (6) timbulnya kesamaan yang sama bagi semua lapisan
masyarakat.
Pada
dasarnya pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang erat hubungannya.
Kebudayaan positif tentunya akan mampu mendidik dan membentuk karakter
seseorang. Ciri khas bangsa Jepang adalah kehausan mereka akan ilmu yang tak
pernah terpuaskan. Karena itu tidak heran bila kehidupan sehari-hari bangsa
Jepang tidak akan lepas dari membaca. Di stasiun,
7
perpustakaan,
di jalan, atau secara ekstremnya dikatakan, di mana ada kehidupan, di situ
mereka membaca. Bahkan hingga saat ini, koran adalah bacaan wajib mereka setiap
hari. Ini merupakan budaya yang sangat positif dan patut kita tiru. Dan ada
sebagian orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tekanan dari
kurikulum dan orang tua yang begitu intens. Tuntutan ini tak lain ialah
tuntutan jaman yang makin kompetitif dan ketidakmampuan bertahan berarti
tersingkir menurut persepsi mereka.
Menurut
Wiliam K. Cummings, Jepang berhasil merombak masyarakat melalui pendidikan
melalui beberapa faktor antara lain : perhatian pada pendidikan datang dari
berbagai macam pihak, sekolah Jepang tidak mahal, tidak ada diskriminasi
terhadap sekolah, kurikulum sekolah Jepang amat berat, sekolah sebagai unit
pendidikan, guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan, guru Jepang penuh
dedikasi, guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan “manusia seutuhnya, dan
guru Jepang bersikap adil. Selain itu menurut Danasasmita ada beberapa
karakteristik yang mendorong bangsa ini maju. Ini dibuktikan dengan beberapa
ucapan orang Jepang, arigatoo (terima kasih). Orang Jepang menghargai jasa
orang lain, otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah). Orang Jepang
menghargai hasil pekerjaan orang lain, ganbatte kudasai (berusahalah!).
Perlunya setiap orang harus berusaha, semangat bushido (semangat kesatria).
Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak
mau menyerah.
D. Ekonomi Indonesia Setiap Periode
·
1950-1959 :
system ekonomi liberal (masa demokrasi liberal)
·
1959-1966 :
system ekonomi etatisme (masa demokrasi terpimpin)
·
1966-1998 :
system ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi)
·
1998-sekarang
: system ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang dalam prakteknya cenderung
liberal.
E. Pemerintahan Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
Orde
Lama adalah istilah yang diciptakan oleh Orde Baru. Bung Karno sangat keberatan
masa kepemimpinannya dinamai Orde Lama. BK lebih suka dengan nama Orde
Revolusi. Tapi BK tak berkutik karena menjadi tahanan rumah (oleh pemerintahan
militer Orde Baru) di Wisma Yaso (sekarang jadi Museum TNI Satria Mandala Jl.
Gatot Subroto Jakarta).
Karena pertanyaan anda spektrumnya sangat luas; saya akan membatasi pada masalah pemanfaatan kekayaan alam.
Konsep BK tentang kekayaan alam sangat jelas. Jika Bangsa Indonesia belum mampu atau belum punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb biarlah dia tetap berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan menjadi tabungan anak cucu kita di masa depan. Biarlah anak cucu kita yang
Karena pertanyaan anda spektrumnya sangat luas; saya akan membatasi pada masalah pemanfaatan kekayaan alam.
Konsep BK tentang kekayaan alam sangat jelas. Jika Bangsa Indonesia belum mampu atau belum punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb biarlah dia tetap berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan menjadi tabungan anak cucu kita di masa depan. Biarlah anak cucu kita yang
8
menikmati
jika mereka sudah mampu dan bisa. Jadi saat dipimpin BK, meski RI hidup miskin,
tapi BK tidak pernah menggadaikan (konsesi) tambang-tambang milik bangsa ke
perusahaan asing. Penebangan hutan pada masa BK juga amat minim.
Pada masa Orde Baru konsepnya bertolak belakang dengan BK. Ibarat rumah tangga zaman Orba adalah masa kemaruk. Apa yang bisa digadaikan; digadaikan. Kalo bisa ngutang ya ngutang. Yang penting bisa selalu makan enak dan hidup wah. Rakyat pun merasa hidup berkecukupan pada masa Orba. Beras murah, padahal sebagian adalah beras impor. Beberapa gelintir orang mendapat rente ekonomi yang luar biasa dari berbagai jenis monopoli impor komoditi bahan pokok, termasuk beras, terigu, kedelai dsb. Semua serba tertutup dan tidak tranparan. Jika ada orang mempertanyakan, diancam tuduhan subversif. Hutan dijadikan sumber duit, dibagi menjadi kapling-kapling HPH; dibagi-bagi ke orang-orang tertentu (kroni) secara tidak transparan. Ingat fakta sejarah: Orde Baru tumbang akibat demo mahasiswa yang memprotes pemerintah Orba yang bergelimang KKN. Jangan dilupakan pula bahwa ekonomi RI ambruk parah ditandai Rupiah terjun bebas ke Rp 16.000 per dollar terjadi masih pada masa Orde Baru.
Masa Reformasi adalah masa cuci piring. Pesta sudah usai. Krisis ekonomi parah sudah terjadi. Utang LN tetap harus dibayar. Budaya korupsi yang sudah menggurita sulit dihilangkan, meski pada masa Presiden SBY pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya.. Rakyat menikmati demokrasi dan kebebasan. Media masa menjadi terbuka.
Yang memimpikan kembalinya rezim totaliter mungkin hanyalah sekelompok orang yang dulu amat menikmati previlege dan romantisme kenikmatan duniawi di zaman Orba.Sekarang kita mewarisi hutan yang sudah rusak parah; industri kayu yang sudah terbentuk dimana-mana akibat dari berbagai HPH , menjadi muara dari illegal logging.
Orang-orang berteriak zaman reformasi sulit, tapi nyatanya hampir tiap rumah di Indonesia sekarang punya sepeda motor. Hal yang mustahil pada masa Orba. Jadi kesimpulannya Orde Reformasi adalah fase terbaik dari bangsa Indonesia. Kita sedang berproses menjadi negara yang besar dan kuat. Kepemimpinan SBY sudah berada di rel yang benar menuju ke sana.
Pada masa Orde Baru konsepnya bertolak belakang dengan BK. Ibarat rumah tangga zaman Orba adalah masa kemaruk. Apa yang bisa digadaikan; digadaikan. Kalo bisa ngutang ya ngutang. Yang penting bisa selalu makan enak dan hidup wah. Rakyat pun merasa hidup berkecukupan pada masa Orba. Beras murah, padahal sebagian adalah beras impor. Beberapa gelintir orang mendapat rente ekonomi yang luar biasa dari berbagai jenis monopoli impor komoditi bahan pokok, termasuk beras, terigu, kedelai dsb. Semua serba tertutup dan tidak tranparan. Jika ada orang mempertanyakan, diancam tuduhan subversif. Hutan dijadikan sumber duit, dibagi menjadi kapling-kapling HPH; dibagi-bagi ke orang-orang tertentu (kroni) secara tidak transparan. Ingat fakta sejarah: Orde Baru tumbang akibat demo mahasiswa yang memprotes pemerintah Orba yang bergelimang KKN. Jangan dilupakan pula bahwa ekonomi RI ambruk parah ditandai Rupiah terjun bebas ke Rp 16.000 per dollar terjadi masih pada masa Orde Baru.
Masa Reformasi adalah masa cuci piring. Pesta sudah usai. Krisis ekonomi parah sudah terjadi. Utang LN tetap harus dibayar. Budaya korupsi yang sudah menggurita sulit dihilangkan, meski pada masa Presiden SBY pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya.. Rakyat menikmati demokrasi dan kebebasan. Media masa menjadi terbuka.
Yang memimpikan kembalinya rezim totaliter mungkin hanyalah sekelompok orang yang dulu amat menikmati previlege dan romantisme kenikmatan duniawi di zaman Orba.Sekarang kita mewarisi hutan yang sudah rusak parah; industri kayu yang sudah terbentuk dimana-mana akibat dari berbagai HPH , menjadi muara dari illegal logging.
Orang-orang berteriak zaman reformasi sulit, tapi nyatanya hampir tiap rumah di Indonesia sekarang punya sepeda motor. Hal yang mustahil pada masa Orba. Jadi kesimpulannya Orde Reformasi adalah fase terbaik dari bangsa Indonesia. Kita sedang berproses menjadi negara yang besar dan kuat. Kepemimpinan SBY sudah berada di rel yang benar menuju ke sana.
9
BAB 3
A. Produk Domestik Bruto
PDB
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB
berbeda dari produk
nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor
produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya
menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah
produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB
Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa
memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil <!-(atau disebut PDB
Atas Dasar Harga Konstan)--> mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan
pengaruh dari harga.
PDB
dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:
Di
mana konsumsi adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi
oleh sektor usaha, pengeluaran
pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Sementara
pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:
Di
mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti
tanah, upah untuk tenaga
kerja, bunga untuk
pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara
teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan
angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan
pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan
pengeluaran.
B. Pertumbuhan & Struktur Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama atau suatu keharusan
10
bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah
penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi
sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan
setiap tahun.
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari
pertumbuhan permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan penawaran agregat (AS).
Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena ON, yang
terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan dan pemerintah
meningkat.[2]
Pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga
harus disertai dengan program pembangunan social
Struktur
perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier. [4]
Ada
beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara
lain :
1. Produktivitas tenaga kerja per sektor
secara keseluruhan
2. Adanya modernisasi dalam proses
peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas dan penerapan teknologi
yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan pemerintah yang mendorong
pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan
5. Ketersediaan infrastruktur yang
menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses
produksi.
6. Kegairahan masyarakat untuk
berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus
7. Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru
yang muncul dalam wilayah daerah
8. Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar
negeri melalui ekspor-impor
C. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Adapun
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :
11
1.
Faktor produksi
2.
Faktor investasi
3.
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4.
Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.
Faktor keuangan negara
12
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar